Setiap muslim diwajibkan untuk taat pada Rasulullah SAW dan sunnahnya. Keislaman seorang hamba diawali dengan meyakini dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Syahadat tauhid, asyahadu an laa ilaaha illa Allahu, memiliki makna yakin sepenuhnya bahwa Allah adalah satu-satunya Ilah yang berhak diibadahi, menujukan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah SWT, dan meninggalkan segala bentuk sesembahan (ilah) dan peribadatan kepada selain-Nya.
Syahadat risalah, asyhadu anna Muhammadan rasuulullah, memiliki makna yakin sepenuhnya bahwa Muhammad bin Abdullah SAW adalah penutup para nabi dan rasul, menjadikan beliau sebagai suri tauladan kehidupan dan beribadah kepada Allah SWT dengan mengikuti syariat beliau.
Jika syahadat tauhid menjelaskan kepada umat Islam Ilah SWT yang harus mereka ibadahi, maka syahadat risalah menjelaskan kepada mereka syariat dan metode yang benar dalam beribadah kepada Ilah tersebut.
Fokus utama dalam syahadat risalah adalah sosok Rasulullah SAW, pribadi yang memiliki akhlak paling mulia. Allah SWT mengutus Rasulullah SAW sebagai rasul terakhir untuk seluruh umat manusia dan jin. Rasulullah SAW adalah pembimbing umat manusia dan jin menuju peribadatan yang benar kepada Allah SWT. Beliau adalah suri tauladan rabbani yang akan mengantarkan umat manusia dan jin menuju ridha Allah SWT dan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat.
Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh manusia dan jin untuk beriman kepada Rasulullah SAW dan syariat yang beliau terima dari sisi Allah SWT. Allah SWT mewajibkan seluruh manusia dan jin untuk menaati Rasulullah SAW dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya.
Berikut ini adalah beberapa dalil mengapa kita harus taat kepada Rasulullah SAW dan sunnahnya.
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. (QS. An-Nisa’ [4]: 136)
فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kalian mendapat petunjuk. (QS. Al-A’raf [7]: 158)
فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالنُّورِ الَّذِي أَنْزَلْنَا
Maka berimanlah kalian kepada Allah, Rasul-Nya dan cahaya (Al-Qur’an) yang telah Kami turunkan. (QS. At-Taghabun [64]: 8)
Allah SWT telah mewajibkan kepada manusia untuk mengikuti kitab suci-Nya dan sunnah nabi-Nya. Allah SWT berfirman:
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آَيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepada kalian seorang rasul diantara kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian, mensucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (Sunnah Nabi), serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 151)
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali Imran [3]: 164)
Ayat lainnya yang semakna dengan ayat-ayat di atas adalah QS. Al-Jumu’ah [62]: 2, Al-Baqarah [2]: 231, An-Nisa’ [4]: 113 dan Al-Ahzab [33]: 34.
Dalam ayat-ayat tersebut Allah SWT menjelaskan diantara nikmat-Nya yang paling agung kepada umat manusia adalah diturunkannya Al-Qur’an dan Al-Hikmah, serta diutusnya Rasulullah SAW untuk membacakan dan mengajarkannya kepada umat manusia.
Al-Hikmah dalam ayat-ayat tersebut adalah Sunnah Nabi SAW, atau biasa dikenal juga dengan istilah Hadits Nabi SAW. Hal itu karena al-hikmah senantiasa disebutkan beriringan dengan Al-Qur’an, sedangkan Allah SWT tidak menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW selain Al-Qur’an dan As-Sunnah. Demikian Imam Asy-Syafi’i menjelaskan dalam kitabnya, Ar-Risaalah.
Allah SWT memerintahkan umat manusia dan jin untuk menaati Rasulullah SAW, bahkan Allah menyebutkan ketaatan kepada Allah dan ketaatan kepada Rasulullah SAW secara beriringan dalam banyak ayat Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa’ [4]: 59)
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. (QS. Al-Ahzab [33]: 36)
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (51) وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (52)
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memberikan keputusan di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh”. Dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan. (QS. An-Nur [24]: 51-52)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan rasul-Nya. (QS. Al-Anfal [8]: 20)
Lebih jauh Allah SWT menjelaskan bahwa ketaatan kepada Rasulullah SAW berarti ketaatan kepada Allah SWT dan kemaksiatan kepada Rasulullah SAW berarti kemaksiatan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
Barangsiapa menaati Rasul maka ia telah menaati Allah. (QS. An-Nisa’ [4]: 80)
Allah SWT menjelaskan balasan kebaikan untuk orang-orang yang menaati Allah dan rasul-Nya, dan balasan siksaan untuk orang-orang yang bermaksiat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisa’ [4]: 69)
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (13) وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ (14)
Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. An-Nisa’ [4]: 13-14)
Wallahu a’lam bish-shawab.