Setiap hari, Allah memberi sinyal hidayah untuk manusia, hanya saja kita yang lalai. Terkadang kita mengharapkan sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang sempurna dari sesama manusia. jikalau manusia itu tidakmemberikan yang terbaik bagi kita, kadang kitanya yang marah. Kita diberi suami, jika sang suami tidak memberikan yang terbaik, marah. Kita diberi istri, jika sang istri tidak memberikan yang terbaik, marah.
Setiap hari, Allah selalu melihat para hambanya. Apakah kita sadar, kalau sebenarnya Allah lah sang pemberi hikmah terbaik. Pembuat skenario terindah dan pemberi balasan yang berlipat-lipat. Dan juga tak terduga, apakah perlu waktu yang lama, agar mata hati kita sadar dan mampu melihat lebih luas dan mengerti akan banyak hal, bahwasannya setiap perbuatan yang dilakukan anggota badan kita, itu adalah anugrah dari Allah. Allah memberikan banyak sekali kebaikan kepada manusia, tapi kapan manusia bisa berfikir?.
Orang yang bisa merasan nikmat sehat, adalah orang yang sakit. Apakah kita harus menunggu anggota badan kita, kesehatan kita dicabut oleh Allah SWT?, dan orang lain akan datang kepada kita, seraya berkata “sehat itu nikmat”.
Apakah kita pernah berfikir, sejauh mana kita memberikan yang terbaik untuk Allah SWT. Apakah kita merasa cukup atas kebaikan dari Allah?. Mustahil, jika kita merasa cukup dari kebaikan Allah SWT, sedangkan kita tak pernah berfikir, dengan cara apa kita membalas anugrah ini, kita hanya bisa meminta dan meminta.
Allah SWT, sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan kita. Allah selalu bersama kita, Allah selau hadir saat kita butuh, selalu hadir di setiap kehidupan kita. Hanya saja kita sendiri yang lalai atas keberadaanya. Kita tidak pernah merasa , bahwa Allah dekat dengan kita. Bahkan tak jarang dari kita mengklaim kalu dirinya jauh dari Allah SWT. Allah SWT ingin dekat dengan para hambanya, tapi kita justru melangkah jauh dan merasa angkuh kepada-Nya.
