APA KABAR DENGAN HATI
Semoga Allah meridhoi mereka yang
Berambisi teguh membersamai al-haq,
Meskipun pahit. ( Syaikh Abdullah Azzam )
Wahai hati,
Sedang apa engkau di dalam sembuyi? Masihkah engkau berbalut sunyi? Atau kini engkau telah menyingkap selimut diri, dan berkawan riuh indahnya dunia yang tak kunjung henti?
Wahai hati,
Tunduklah engkau pada penciptamu. Bersihlah engkau sebersih salju. Lembutlah engkau seperti kasih ibu. Sabarlah engkau seperti air yang mengikis batu. Tegarlah engkau seperti gunung yang tegap dalam bisu. Teguhlah engkau seperti karang di laut yang biru.
Meski,
Engkau merasakan sakit, maka biarkan sakit itu mendidikmu untuk urung menyakiti hati yang lain. Engkau merasakan kecewa, maka biarkan kekecewaan itu mengajarimu untuk enggan menggecewakan hati yang lain. Engkau merasakan luka, maka biarkan luka itu menegurmu untuk tidak melukai hati yang lain. Engkau merasakan dendam, maka biarkan dendam itu membuat hatimu peka untuk tidak memeliharanya atas hati yang lain. Engkau tau? Dendam iyu melemahkan, dear.
Kemudian saat engkau merasa bahagia, maka biarkan bahagia itu membuka pintu hatimu untuk membaginya pada hati yang lain. Engkau merasa damai, maka biarkan kedamaian itu menyelimutimu hingga engkau tergerak untuk mendamaikan hati yang lain. Engkau merasa tenang, maka biarkan ketenangan itu membalutmu hingga engkau tergugah untuk menenangkan hati yang lain.
Wahai hati,
Sadarkah enkau, bahwa engkau mudah terombang-ambing?
Bukan badai yang menengelamkanmu. Namun kelalaian kepada yang maha membolak-balikkanmu. Kealpaan pada yang menciptakan. Kesibukan pada hal-hal yang dapat meracunimu.
Wahai hati,
Teteplah engkau bersembunyi di balik tabir iman. Jagan biarkan dirimu tenggelam.
Sungguh,
Raga yang kau singgahi ini terlalu lemah untuk menahanmu. Terlalu ringkih untuk menopangmu. Maka, teteplah engkau disitu, biarkan dunia meneriakimu untuk hengkang. Namun tetaplah engkau bertahan. Bersama alunan ayat Al-Qur’an, engkau akan kudamaikan. Bersama benih ketaqwaan, engkau akan kulembutkan.
Wahai hati,
Singgahlah engkau dalam ketaatan. Bertahanlah engkau dalam penghambaan. Jangan biarkan dirimu ternoda oleh rayuan. Jangan biarkan dirimu keruh karena kemaksiatan. Dan kini. Raga ini pun mencoba sadar dari kelalaian. Mencoba bangun dari tidur panjang. Dan mencoba bertahan dalam ketundukan.