Manusia tempatnya salah dan lupa

Semua diantara kita tentu mempunyai kesalahan. Karena setiap manusia tentu pernah berbuat suatu kekhilafan ataupun dosa, sekecil apapun itu. Tidak ada seorang manusiapun yang terbebas dan luput dari dosa.

Allah SWT disamping menciptakan manusia dengan kesempurnaannya, juga menciptakan kelemahannya    ( وخلق الانسان ضعيفا ) Dengan kelemahan kelemahan yang dimiliki manusia itu, tentu sangat berpotensi melakukan kesalahan kesalahan. Orang yang baik kata Rasul bukan orang yang tidak pernah berbuat kesalahan, tapi orang yang baik itu adalah orang yang menyadari kesalahannya, lalu menyesali, lantas memohon ampun dan bertaubat kepada Allah seraya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Manusia adalah tempatnya salah dan lupa ( الانسان محل الخطاء ) Maka pantas predikat itu selalu melekat pada diri manusia. Seorang ahli etimologi bahasa mengatakan bahwa terbentuknya kata manusia dalam bahasa indonesia, erat hubungannya dengan “qaidah lughatil Arobiyyah”( ما ) berarti : sesuatu, hal, perkara, apa – apa. Sedangkan ( نسيان ) berarti lupa. Ketika manusia berbuat salah maka sesungguhnya ia telah berjalan kearah yang salah dan manjauhi jalan yang telah ditentukan. Nah untuk bisa berjalan lagi di jalur yang benar maka ia harus “kembali”, itulah taubat. Kalau kita mau pergi ke Jakarta tapi berjalan ke arah Surabaya, maka satu satunya jalan yaitu kita berbalik arah kembali.

كل يني ادم خطاء وخيرالخطائين التوابون

“Setiap Bani Adam itu bersalah,dan sebaik-baik orang yg bersalah yaitu bertaubat.

Allah sangat mencintai orang-orang yang kembali/bertaubat ini. Ketika seseorang diberi umur yang panjang oleh Allah, hakikatnya Allah sayang kepada orang itu. Karena Dia memberi kesempatan jika ia berbuat dosa untuk bertaubat. Maka tidak usah heran kalau ada orang yang kita anggap banyak dosa dan maksiat yang ia lakukan, tapi umurnya justru panjang. Itulah bentuk kasih sayang Allah SWT.

والله يحب التوابين ويحبب المتطهرين

“Dan Allah mencintai orang orang yang bertaubat,dan orang-orang yang mensucikan dirinya”

Suatu dosa dan kemaksiatan apabila dilakukan berulang-ulang akan mengikis habis keimanan. Sebagaimana sabda Nabi SAW bahwa keimanan akan terlepas ketika seseorang berbuat dosa atau kemungkaran. Sebagai contoh, seseorang yang membunuh untuk pertama kalinya, akan merasa tidak nyaman, tak tentram hidupnya dan senantiasa dihantui oleh rasa bersalah serta ketakutan yang luar biasa ketika melakukan pembunuhan pertama kali. Lalu ketika dia membunuh untuk kali yang kedua, maka lambat laun rasa itu akan sedikit demi sedikit menghilang. Dan manakala ia melakukan pembunuhan yang ketiga, empat dan seterusnya, maka ia akan ia akan merasa terbiasa dan seakan “enjoy” dalam melakukannya. Itulah dosa, yang apabila kita terus lakukan tanpa upaya kita untuk pertaubatan, maka kita tidak pernah merasa bahwa itu adalah suatu kesalahan, tanpa penyesalan sedikitpun.

Beruntunglah orang yang selalu menjaga kesucian dirinya dengan senantiasa memperbaharui keimanannya dengan beristighfar dan bertaubat dari dosa dan kesalahannya. Rasul SAW bersabda :

علمة سقاوة اربعة :نسيان الذنوب الماضية وهي عندالله المحفوظة وذكرالحسناةالماضية ولايدرى اقبلت ام رد توالنظر الى من فوقه فى الد نيا والى من دونه فى الدين

“Ciri-ciri kecelakaan (kerugian ) itu ada empat : Melupakan dosa-dosa yang telah lalu, padahal ia masih tersimpan disisi Allah (belum pernah ditaubati), Menyebut-nyebut kebaikan yang telah dilakukan, padahal  ia tidak tahu apakah (amalan) kebaikannya itu diterima atau ditolak, Melihat kepada yang lebih unggul (tinggi/sukses) dalam hal dunia,dan melihat kepada orang yang lebih rendah dalam urusan Agamanya (akhiratnya)”. (Al Hadits)

والله اعلم بالصواب