Kunci dari pada menjalani hidup dengan bahagia adalah menggantungkan segala urusan kita hanya kepada Allah Ta’ala. Bahwa tidak akan ada gundah yang menyapa, tidak ada gelisah yang datang jika hati kita selalu berharap kepada Allah semata.
Lemah dan tidak berdaya adalah sifat manusia. Manakala sesuatu yang menimpa dirinya tidak sanggup ia hadapi. Mudah mengeluh dan sukar bersyukur juga termasuk tabiat manusia yang sering kali lalai terhadap nikmat Allah. Manusia memang diciptakan dengan sifat-sifat tersebut.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-Ma’arij ayat 19:
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
“Sungguh manusia diciptakan dengan sifat berkeluh kesah”
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa makna berkeluh kesah adalah tidak siap menerima ketentuan dari Allah Ta’ala. Selalu merasa kurang dan tidak puas dengan apa yang Allah berikan.
Namun dalam potongan ayat berikutnya Allah melanjutkan firmannya dalam ayat ke 22 dan 23 yaitu:
إِلَّا الْمُصَلِّينَ – الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ
“Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat. Mereka yang tetap menjaga sholatnya”.
Mengapa Allah mengecualikan orang yang menjaga sholatnya dari sifat berkeluh kesah? Sebab Allah tahu bahwa orang-orang yang menjaga sholatnya adalah hamba yang taat. Hamba yang khusyuk beribadah kepada Allah.
Dikatakan juga dalam ayat yang lain surat Al-Mukminun ayat 1-2:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ – الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya”.
Ciri orang beruntung adalah mereka yang beriman, dan indikasi dari mereka yang beriman adalah yang khusyuk dalam sholatnya. Lalu kita perhatikan keseharian kita, apakah kita sering berkeluh kesah? Sedikit bersyukur banyak meminta? Jika iya, maka kuncinya ada pada sholat kita. Sebab orang yang senantiasa menjaga sholatnya sudah pasti menautkan hatinya pada Allah. Dan sesiapa yang menggantungkan hati dan urusannya pada Allah sudah pasti Allah tidak akan menelantarkannya.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Ingatlah aku, maka aku akan mengingat kalian” (QS. Al-Baqarah : 152)