TAK DIPERHATIKAN ALLAH | Hari Saat Manusia Menantinya

 

Pada hakikatnya, setiap muslim ingin merasakan kenikmatan hidup di surga-Nya kelak. Seluruh keinginan akan terkabul tatkala Allah telah menetapkan baginya kehidupan surga yang lebih dari dunia. Salah satu permintaan yang dielukan adalah ingin melihat Rabbnya tanpa ada pembatas diantara mereka.

Allah telah menjanjikan bagi para hambanya kelak ketika mereka sudah melewati beberapa tahap akhir dari evaluasi kehidupan, Dia akan menampakkan wajahnya dihadapan manusia sebagai hadiah terindah karena telah menjadikannya kekasih di dunia dan di akhirat.

Namun, ada beberapa golongan yang mereka tak diberi kesempatan yang sama seperti hamba lainnya untuk menatap wajah sang Pencipta. Golongan tersebut seperti yang disebutkan dalam hadits Rasullah ﷺ,

أَبي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ثَلاثَةٌ لا يَنْظُرُ اللهُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيامَةِ وَلا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذابٌ أَليمٌ: رَجُلٌ كَانَ لَهُ فَضْلُ مَاءٍ بِالطَّريقِ فَمَنَعَهُ مِنِ ابْنِ السَّبيلِ؛ وَرَجُلٌ بايَعَ إِمامَهُ لا يُبايِعُهُ إِلاّ لِدُنْيا، فَإِنْ أَعْطاهُ مِنْها رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ مِنْهَا سَخِطَ؛ وَرَجُلٌ أَقامَ سِلْعَتَهُ بَعْدَ الْعَصْرِ فَقالَ وَاللهِ الَّذي لا إِلهَ غَيْرُهُ لَقَدْ أَعْطَيْتُ بِها كَذا وَكَذا، فَصَدَّقَهُ رَجُلٌ ثُمَّ قَرَأَ هذِهِ الآيَةَ (إِنَّ الَّذينَ يَشْتَرونَ بِعَهْدِ اللهِ وَأَيْمانِهِمْ ثَمَنًا قَليلاً)

“Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda, ‘Tiga golongan yang kelak Allah tidak akan melihat (memerhatikan) mereka di Hari Kiamat dan tidak pula mensucikannya dan mereka mendapat adzab yang sangat pedih: Seorang pemuda yang memiliki kelebihan air diperjalanan dan dia menghalangi (tidak memberikannya) kepada ibnu sabil (orang yang melakukan perjalanan); dan seseorang yang membaiat imamnya untuk kepentingan duniawi, jika ia diberikan apa yang ia minta, maka ia akan ridha, dan jika tidak diberikan maka ia akan marah; dan seseorang yang menjual barang dagangannya setelah ashar kemudian berkata, “Demi Allah yang tiada illah yang berhak disembah selain-Nya, sungguh aku telah memberikan darinya begini dan begini (melebihkannya), lalu seorang lain membenarkannya, kemudian Rasulullah membaca ayat ini ( Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah). (HR. Bukhari dan Muslim)

Pertama, orang yang menahan air dari ibnu sabil. Maksud dari penggalan diatas adalah mereka yang melihat kebutuhan kaum muslimin yang lain dan memiliki apa yang mereka butuhkan, namun enggan untuk menolonnya karena ego dan mementingkan kepentingan pribadi. Hal ini menyebabkan kepedulian atas sesama muslim semakin terkikis. Realita yang dapat kita jadikan contoh adalah tatkala musibah sedang menimpa saudara kita dan disaat itu pula rasa simpati dan solidaritas untuk membantu baik tenaga dan finansial tidak tumbuh. Berita tersebut sudah menjadi berita umum dikalangannya, namun mereka seakan diam seribu bahasa melihat penderitaan saudaranya sesama muslim.

Kedua, orang yang membaiat imam untuk kepentingan duniawi. Hal ini banyak terjadi dikalangan masyarakat umum. Seorang pemimpin (Imam), terutama pemimpin umat, diangkat dengan tujuan agar syariat Islam terjaga dan maslahat umum tercapai. Namun, tak sedikit dari kaum muslimin memilih pemimpin atas dasar janji-janji duniawi yang ia bawa sehingga melupakan tujuan utama dari diciptakannya manusia dimuka bumi.

Ketiga, orang yang menjual-belikan janji Allah dan sumpah dengan harga murah. Jual-beli adalah muamalah yang telah Allah halalkan bagi umat manusia sebagai pengganti praktik riba yang berujung pada keharaman dan keuntungan sebelah pihak. Akan tetapi jual belipun terdapat batasan-batasan yang diperbolehkan syariat berikut tatacara mendapatkannya. Hal yang tidak dibenarkan oleh syariat salah satunya adalah jika seseorang menjual barang dengan cara bersumpah atas nama Allah untuk meyakinkan pembeli bahwa barang begini dan begini. Dalam hadits juga disebutkan bahwa transsaksi dilakukan pada waktu ashar (sore hari).

Dalam kitab Faidhul Qadir Syarh Jami’ al-Saghir karangan Imam Abdur Rauf al-Manawy disebutkan bahwa waktu sore adalah khusus dimana malaikat turun ke bumi untuk melaporkan segala amal perbuatan seorang hamba disiang harinya. Maka jika seseorang berbuat bohong pada waktu itu, maka dia telah mengakhir amalan siang harinya dengan perbuatan buruk. Sehingga, pantas seseorang akan jauh dari Allah subhanahu wata’ala.

Ketiga golongan termasuk golongan yang merugi. Sebab, imbas yang akan didapat adalah mereka tidak mendapat kesempatan untuk bercakap dengan Allah. Kata nadlar dalam hadits tidak hanya bermakna melihat. Namun, banyak penjelasan hadits menjelaskna bawa makna nadlar adalah Allah tidak memerhatikan mereka dengan perhatian yang penuh rahmat. Imbas lain adalah Allah enggan mensucikan mereka dari dosa yang telah mereka perbuat, sehingga balasan yang paling tepat bagi mereka adalah azab yang amat pedih.

Sikap menyimpang diatas menandakan pentingnya hidup bersosial yang baik sesuai dengan tuntunan syariat. Peduli terhadap sesama, memilih pemimpin dengan bijak, serta bermuamalah dengan jujur adalah kunci dari masyarakat ideal yang akan mendapat rahmat serta ampuan dari Allah subhanahu wata’ala. Wallahu a’lam. [IbnuRistan]