Dalam menjalani kehidupan ini, manusia memiliki peran dan tantangannya masing-masing. Pada peran dan tantangan tersebut ada yang mendapatkan kemudahan dan kelapangan, namun tidak sedikit pula ada yang merasakan kesusahan dan kesempitan.
Beberapa model peran yang kita jumpai pada kebanyakan manusia adalah, pertama, orang yang dititipkan oleh Allah berupa kekayaan harta benda, maka tantangannya adalah bagaimana agar harta benda tersebut dapat bermanfaat dan kembali kepada Allah ﷻ. Kedua, ada pula orang yang Allah titipkan berupa kecerdasan akal, maka tantangan baginya adalah bagaimana dengan kecerdasannya tersebut ia dapat menjadi lentara di tengah-tengah umat agar menuju kepada Allah ﷻ. Ketiga, ada juga orang yang Allah berikan peran untuk menjalani kehidupan yang pahit hingga tidak dapat merasakan berbagai hal sebagaimana orang lain pada umumnya rasakan, maka kesempitan itulah yang menjadi tantangan yang harus ia rasakan. Dari semua peran itu, Allah berikan kunci yang sama pada setiap orang agar dapat menjalankan peran dengan sebaik-baiknya.
Dalam Islam, semua hal yang di alami oleh manusia di muka bumi ini tidaklah lepas dari kehendak dan atas izin Allah ﷻ. Sehingga, untuk menjalani itu semua dibutuhkan rasa ridha dan ikhlas oleh setiap personal. Dengan keridhaan atas apa yang telah Allah berikan akan membuahkan perilaku sabar, dan inilah yang menjadi kunci bagi setiap hamba agar dapat menjalani peran hidup sebaik-baiknya.
Dalam sebuah hadits riwayat bukhari dan muslim, yang mana hadits ini bersambung kepada baginda nabi Muhammad ﷺ, disebutkan bahwasannya sabar merupakan pemberian dari Allah ﷻ yang paling luas dan paling baik. Begitu juga sahabat Umar Radhiyaallahu ‘anhu mengatakan, “Sebaik-baik kehidupan adalah apa yang kita jalani dengan rasa sabar”.
Hendaknya rasa sabar itu dicurahkan bagi Allah, bersama Allah dan dengan pertolongan dari Allah. Dengan ini, manusia akan selalu berlindung kepada Allah, bersandar kepada Allah serta mencari cinta dan mendekat kepada Allah ﷻ. Sehingga, ketika menjalani berbagai peran yang Allah ﷻ tentukan maka manusia akan selalu merasa tenang dan siap dalam segala kodisi.
(dinukil dari kitab shofahat min shabril Ulama Li Jamal Ibrah im dengan perubahan)