SEKILAS INFO
: - Kamis, 26-12-2024
  • 4 bulan yang lalu / Pengambilan Sanad Al Qur’an Qira’ah Imam Ibnu katsir (Riwayat Al Bazzi & Qunbul) Online bersama Ust Khoirul H. Faturrozy, info hub. 089667586200  
  • 11 bulan yang lalu / Bingung pilih pondok Tahfidz atau pondok IT ? di Darul Fithrah kamu bisa dapat keduanya. Lebih Efektif & Efisien
  • 1 tahun yang lalu / Penerimaan Santri Baru ponpes Darul Fithrah resmi di buka
4 Jenis Buku Bacaan 📚 yg harus diketahui seorang Muslim

Bijaklah Dalam Memilih, Inilah 4 Jenis

Buku Bacaan yang Harus Diketahui

Membaca adalah salah satu aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan ilmu ataupun pengetahuan. Dalam Islam, membaca adalah perkara yang sangat urgent sehingga ia menjadi perintah pertama yang Allah turunkan pada Nabi-Nya. Wahyu pertama ini menunjukkan bahwa umat Islam seharusnya menjadi umat yang gemar membaca. Bukan hanya membaca yang tersurat, namun juga yang tersirat. Kita tidak hanya diperintah untuk membaca tulisan yang termaktub saja, lebih dari itu kita juga diperintah untuk membaca ayat-ayat kauniyah Allah yang tersebar di alam semesta.

Generasi-generasi umat Islam terdahulu telah menuliskan dalam sejarah bagaimana mereka mengamalkan wahyu pertama tersebut. Umat Islam saat itu menjadi pelopor perbukuan dunia. Puncaknya di masa Dinasti Abbasiyah, dimana di masa itu orang-orang Eropa berkiblat ke dunia Islam dalam bidang kelimuan. Ilmuawan-ilmuwan tersohorpun juga lahir dari negeri-negeri Islam. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa itu umat Islam adalah umat yang gemar membaca dan sangat memperhatikan ilmu.

Manusia dan Referensi

Membaca termasuk salah satu referensi bagi manusia. Referensi adalah informasi yang masuk ke dalam diri seseorang. Apa yang seseorang hasilkan baik berupa perbuatan atau perkataan sangat dipengaruhi oleh referensi yang masuk dalam dirinya. Sebagaimana teko yang diisi dengan susu tak mungkin mengeluarkan air teh. Maka seseorang yang setiap harinya referensinya adalah hal-hal baik, maka yang akan ia hasilkan adalah hal-hal baik pula, begitupun sebaliknya. Selain bacaan, referensi juga bisa berasal dari tontonan, pengalaman, lingkungan dan pergaulan.

Ada pepatah Arab mengatakan: “Sebaik-baik teman duduk adalah buku.” Pepatah ini memang benar adanya. Namun harus kita perinci lagi jenis buku apa saja yang memang pantas kita jadikan teman. Terlebih di zaman modern ini, benda yang bernama ‘buku’ tidak lagi menjamin isinya akan memberi manfaat. Tidak sedikit bahkan buku-buku bacaan yang beredar saat ini malah berpotensi merusak generasi muda kita.

Sebagaiman berhubungan sosial dengan orang-orang sekitar, maka dalam memprioritaskan buku bacaan juga ada tingkatan-tingkatannya.

1. Kekasih

Ia adalah pedoman hidup kita, Al-Qur’an. Jadikan ia prioritas bacaan di atas segala buku bacaan. Sebagaimana seorang kekasih, ia akan cemburu jika kita menduakannya ataupun lebih mementingkan hal lain selain dia. Membaca Al-Qur’an memiliki banyak sekali keutamaan, dan hadits-hadits tentang ini sangat banyak sekali. Belum lagi bagi yang mampu menghafalnya. Namun, hal utama yang dituntut atas kita adalah mengamalkannya dalam kehidupan. Dan pengamalan ini tidak akan bisa tercapai kecuali dengan memperbanyak membaca dan mentadabburinya.

2. Sahabat

Selayaknya seorang sahabat, ia akan senantiasa mengajak pada kebaikan dan mengingatkan kita dari keburukan. Maka buku bacaan yang seharusnya menempati posisi sebagai sahabat adalah kitab-kitab para ulama. Baik yang bertema aqidah, fikih maupun akhlak. Karena dengan ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnyalah kita bisa selamat dunia akhirat. Persis sebagaimana fungsi sahabat yang sholih, ia mendampingi kita di dunia dan kelak bisa memberi syafaat pada kita di akhirat. Maka perbanyaklah membaca dan mempelajari buku-buku ini. Dan alangkah lebih baik lagi jika mempelajarinya di bawah bimbingan seorang guru yang tepat.

3. Teman

Yang dimaksud teman disini adalah orang-orang yang sekedar kenal namun tidak dekat. Atau bisa juga disebut sebagai relasi atau kenalan. Buku bacaan yang berada di posisi ini adalah buku-buku pengetahuan umum yang di dalamnya terdapat kemaslahatan duniawi. Seperti buku tentang bisnis, skill dan keterampilan, pengembangan diri, ilmu sosial dan lain sebagainya. Sama halnya seperti teman atau relasi, semakin banyak kita memiliki koneksi dengan mereka, maka semakin banyak pula kemudahan urusan yang kita dapatkan.

Banyak membaca buku-buku ini juga bisa membantu ikhtiar kita dalam mencari penghidupan dan menambah wawasan. Tapi sebaiknya porsi dalam membaca buku-buku ini tidak lebih banyak dari 2 jenis bacaan sebelumnya. Sebagaimana kita tidak berkumpul dengan teman-teman lebih sering daripada berkumpul dengan sahabat atau bahkan kekasih.

4. Musuh  

Buku bacaan jenis ini sudah seharusnya untuk dihindari dan dijauhi. Karena ia berperan layaknya musuh bagi kita. Sebagaimana musuh, mereka tentu sangat berusaha membuat kita celaka. Buku-buku yang termasuk dalam jenis ini di antaranya: buku-buku yang berisi doktrin, keyakinan dan pemahaman yang sesat serta menyimpang, komik-komik dan novel-novel tak senonoh, majalah-majalah pornografi dan buku-buku lain semisalnya.

Merebaknya buku-buku seperti itu bertujuan untuk menghancurkan suatu bangsa atau sebuah generasi. Metode seperti ini adalah salah satu startegi dari ‘perang pemikiran’, dimana dampaknya lebih berbahaya dari perang senjata. Perang senjata hanya menjadikan lawan tewas atau musnah, sedangkan perang pemikiran bisa membuat lawan berpihak pada musuh dan bahkan secara sadar atau tidak, ikut menghancurkan bangsanya sendiri. Dan lebih parah lagi, membaca buku-buku tersebut tanpa pondasi keilmuan yang kuat atau tanpa bimbingan yang benar dapat merusak akidah dan keyakinan seseorang.

Bijak Memilih Bacaan

Nabi ﷺ pernah berpesan, “Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Sungguh benar apa yang beliau wasiatkan ini, pergaulan memang memiliki dampak yang besar terhadap kepribadian dan bahkan agama seseorang. Maka tak salah jika kita ibaratkan pergaulan dengan bacaan, karena keduanya sama-sama berpengaruh terhadap karakter seseorang. Maka tidak salah juga jika kita katakan, untuk mengetahui pribadi seseorang, maka lihatlah buku apa yang sering ia baca.

Setelah kita memahami dan mengedukasi lingkungan kita akan pentingnya membaca, maka tugas kita selanjutnya adalah menyediakan buku-buku bacaan dan memastikan buku-buku tersebut bersih dari ‘para penyusup’ dari pihak musuh. Kita berikan buku-buku yang bermanfaat dan membangun untuk generasi muda kita. Dengan harapan, melalui bacaan-bacaan yang bermutu itu menjadikan mereka pribadi-pribadi yang berwawasan luas dan kreatif. Tentu saja dengan dilandasi ilmu syari’ah menjadikan mereka insan yang bertakwa, beradab dan berakhlak karimah. Wallahu a’lam bish shawab.

Oleh: Mujahid Ammar

TINGGALKAN KOMENTAR

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

PENGUNJUNG