Memang benar hukum sholat berjamaah terdapat perbedaan pendapat. Jumhur berpendapat tidak wajib ‘ain, sedang hambali berpendapat wajib. Kalau tidak shalat berjamaah berarti berdosa.
Sehingga, dalam madzhab Hambali, ancaman orang yang bermalas malasan dalam shalat berjamaah adalah berdosa, yang ketika ditumpuk terus menerus akan menjadi noda hitam yang pekat dan akan di hisab dengan siksa pedih kelak di akhirat.
Adapun jumhur ulama’ tidak sampai mengkategorikan sebagai wajib ain. Tak langsung menjadi dosa. Ancamannya (menurut jumhur) bukan dosa. Sekali tidak berjamaah bukan pasti dosa. Namun terancam sebagai orang munafik bila terbiasa meremehkannya. Bagaimana tidak, ketika ada pilihan shalat berjamaah yang banyak pahalanya, dia memilih yang lebih enak menurut kadar duniawi. Ketika mampu shalat berjamaah, dia malah menyibukkan dalam hal laghwun [sepele]. Enggan berlelah lelah ke masjid, malah lebih memilih shalat semaunya. Seakan-akan, main game atau bercanda riang gembira yang tidak jelas, lebih baik dari pahala shalat. Menganggap janji Allah hal yang biasa. Tidak tergerak sedikitpun untuk mengejar pahala Allah. Malas untuk meraih keridhaan Allah SWT. Terbukti salah satu ciri orang munafik adalah berat untuk shalat Isya dan Subuh.
إِنَّ أَثْقَلَ صَلاَةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلاَةُ الْعِشَاءِ وَصَلاَةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيُصَلِّىَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِى بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لاَ يَشْهَدُونَ الصَّلاَةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada dalam kedua shalat tersebut tentu mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak. Sungguh aku bertekad untuk menyuruh orang melaksanakan shalat. Lalu shalat ditegakkan dan aku suruh ada yang mengimami orang-orang kala itu. Aku sendiri akan pergi bersama beberapa orang untuk membawa seikat kayu untuk membakar rumah orang yang tidak menghadiri shalat Jama’ah.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651, dari Abu Hurairah).
Hadits ancaman Rasulullah akan membakar rumah orang yang tidak shalat berjamaah, tidak diindahkan bagi orang munafik. Mungkin bagi mereka yang penting sudah shalat.
Oleh karena itu, mari kita berusaha semaksimal mungkin menghindari ciri-ciri orang munafik, atau melakukan tindakan – tindakan yang menjerumuskan kita kepada kenifakan. Seharusnya takut bila di akhirat kelak kita ternyata dicap sebagai orang munafik gara-gara terbiasa meninggalkan shalat berjamaah tanpa penyesalan. Pahalanya besar untuk menutup dosa-dosa kita, ancaman terlalu berat bila kita remehkan. Allahu a’lam.
Ust. Yahya Setiawan