Di dunia ini ada beberapa manusia yang di berikan oleh Allah SWT kelebihan dalam berbagai hal, Ada beberapa manusia yang Allah berikan kepadanya pemahaman tentang ilmu dan pengetahuan yang mumpuni yang dengan itu dia bisa menjadi orang yang mulia yang diangkat derajatnya oleh Allah di dunia maupun di akhirat , ada juga beberapa manusia yang Allah titipkan amanah untuk menjaga Kalamnya lewat ayat al qur’an yang dia hafal, ada juga beberapa orang yang diberikan pemahaman tentang berbagai ilmu agama, ahli fiqih, ahli bahasa, ahli qur’an dan sebagainya. namun kelebihan yang di berikan itu justru ia tinggalkan begitu saja demi mengejar keuntungan dunia dan melayani hawa nafsunya.
fenomena ini mungkin ada di tengah tengah kita, betapa banyak penghafal qur’an yang jauh dari akhlaq qur’an itu sendiri, betapa banyak ahli ilmu yang tergoda oleh keuntungan dunia yang ditawarkan sehingga ia meninggalkan kehormatanya sebagai ahli ilmu.
Ingatkah kita tentang firman Allah SWT ini ?
وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱلَّذِىٓ ءَاتَيْنَٰهُ ءَايَٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di , pakar tafsir abad 14 H berkata dalam tafsirnya :
Allah berfirman kepada nabiNya ”dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan kepada nya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang) isi al-kitab”, yakni kami mengajarkan kepadanya ilmu tentang kitab Allah hingga dia menjadi seorang alim besar dan cendekiawan yang mumpuni, tetapi dia berlepas diri darinya, dan diikuti oleh setan, yakni dia melepaskan diri dari kriteria seorang ahli ilmu yang mengetahui tentang ayat-ayat Allah karena ilmu yang dia pelajari itu seharusnya dapat mengantarkanya menjadi orang yang shalih dan berakhlaq mulia , dia menapaki derajat dan kedudukan tinggi dan mulia. Akan tetapi orang ini membuang kitab Allah dibelakang punggungnya, meninggalkan akhlak dan keshalihanya, dia menapaki derajat dan kedudukan tinggi dan mulia. Akan tetapi orang ini justru membuang kitab Allah di belakang punggungnya, meninggalkan akhlak yang diperintahkan oleh kitab dan melepaskanya seperti melepas pakaian. maka ketika dia berlepas darinya setan pun mengikutinya, yakni setan menguasainya manakala dia keluar dari benteng kokoh dan terjerembab ke dalam derajat terendah maka setan menendangnya kepada kemaksiatan. ”maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat” padahal sebelumnya dia adalah orang yang lurus dan meluruskan.
Selain ayat ini berbicara tentang orang berilmu yang mendapatkan petunjuk lalu tersesat, sebenarnya ayat ini pun mengingatkan kita bagi para penghafal al quran yang diberikan Allah SWT karunia berupa ayat ayat quran yang telah di hafal, yg telah Allah titipkan kepadanya untuk agar ia bisa mentadabburinya dan mengamalkanya , namun ia justru meninggalkanya, ia melupakanya, tidak pernah lagi memurojaah dan mengulanginya, atau bahkan berperilaku yang sangat bertetangan dengan ayat ayat yang telah ia hafalkan, sehingga setan pun melihat peluang itu, lalu menyesatkanya, ia terus melayani hawa nafsunya dan menukar ayat ayat yg ia hafal itu dengan sedikit keuntungan dunia, dan jadilah dia termasuk orang yang tersesat.
Lantas kenapa hal itu bisa terjadi ? apa yg menyebabkan dia menginggalkan ilmu yang telah diberikan Allah kepadanya dan justru tersesat ?
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخْلَدَ إِلَى ٱلْأَرْضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ ۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا ۚ فَٱقْصُصِ ٱلْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Kenapa Allah SWT memberikan perumpamaan seperti seekor anjing yang menjulurkan lidahnya (menunjukan kondisi yang menghinakan) ? para ahli tafsir dalam hal ini memiliki beberapa sisi kesamaan, ada tiga pendapat :
- Pendapat Jumhur Ulama ahli tafsir mengatakan maksudnya adalah sama saja kita menasehatinya atau tidak. akan susah untuk menasehatinya karena dia adalah orang yang berilmu. berbeda jika kita menasehati orang yang bodoh atau masih awam ia akan mudah dinasehati daripada orang yang berilmu.
- Pendapat kedua (Ibnu Katsir) mengatakan, maksudnya adalah sesatnya orang berilmu tersebut karena dunia dan menuruti hawa nafsunya وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخْلَدَ إِلَى ٱلْأَرْضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ , ini sama dengan seekor anjing yang pikiranya hanya makan dan menuruti hawa nafsunya.
- Adapun pendapat ke tiga (Ibnu Asyur dan Al Alusi) , ketika seekor anjing itu lelah ia akan menjulurkan lidahnya dan ketika tidak lelah pun tetap menjulurkan lidahnya , ini sama seperti orang yang berlelah lelah mencari ilmu dan hidayah lalu setelah ilmu itu di depan matanya malah ia berlelah lelah meninggalkanya.
سَآءَ مَثَلًا ٱلْقَوْمُ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَأَنفُسَهُمْ كَانُوا۟ يَظْلِمُونَ
Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
مَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلْمُهْتَدِى ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.
Semoga ayat ini mengingatkan kita semua. wallahua’lam