Oleh : Ust. Fatahillah Suparman M.Psi
Teori Maslow yang dikenal dengan “Hierarki Kebutuhan” atau “Hierarchy of Needs” adalah teori yang dibuat oleh seorang psikolog bernama Abraham Maslow dari Amerika Serikat.
Maslow memperkenalkan teori ini pada tahun 1943 melalui makalahnya yang berjudul “A Theory of Human Motivation” (Teori Motivasi Manusia). Dalam teorinya, Maslow ingin menjelaskan apa yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu, berpikir, dan berkembang.
Sebelumnya, banyak teori yang lebih fokus pada tingkah laku manusia atau masalah psikologis yang lebih dalam. Tapi, Maslow merasa bahwa pendekatan-pendekatan itu belum sepenuhnya menjelaskan potensi manusia untuk tumbuh dan mencapai sesuatu yang besar. Oleh karena itu, ia membuat teori ini dengan penekanan pada pertumbuhan manusia dan potensi tertinggi yang disebut “aktualisasi diri” atau kemampuan seseorang untuk mencapai versi terbaik dari dirinya.
Menurut Maslow, motivasi atau dorongan seseorang untuk bertindak didasari oleh kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi secara bertahap. Kebutuhan manusia ini terbagi dalam beberapa tingkatan, mulai dari kebutuhan yang paling dasar seperti makanan dan air, hingga kebutuhan yang lebih tinggi, seperti mencapai cita-cita hidup dan merasa puas dengan diri sendiri.
Maslow percaya bahwa sebelum seseorang bisa mencapai tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, mereka harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan dasar yang lebih penting untuk kelangsungan hidup mereka.
PENGERTIAN TEORI MOTIVASI MASLOW
Teori Maslow atau “Hierarki Kebutuhan” adalah teori yang dikembangkan oleh seorang psikolog bernama Abraham Maslow pada tahun 1943. Teori ini menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan kebutuhan-kebutuhan ini bisa dikelompokkan dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan manusia dimulai dari yang paling dasar, seperti makanan dan tempat tinggal, hingga ke kebutuhan yang lebih tinggi, seperti mengembangkan diri dan mencapai potensi terbaik.
Menurut Maslow, manusia biasanya harus memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu sebelum bisa memikirkan kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini sering digambarkan dalam bentuk piramida, di mana bagian bawah piramida adalah kebutuhan yang paling dasar, dan bagian atas adalah kebutuhan yang lebih kompleks.
TINGKATAN KEBUTUHAN DALAM TEORI MASLOW
Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan, yaitu:
1. PHYSIOLOGICAL NEEDS (KEBUTUHAN
FISIOLOGIS/KEBUTUHAN DASAR)
Kebutuhan ini adalah yang paling mendasar untuk kelangsungan hidup kita, seperti makan, minum, tidur, udara yang bersih, dan tempat tinggal. Contoh: Jika seseorang lapar atau haus, mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan ini terlebih dahulu sebelum bisa fokus pada hal lain.
2. SAFETY NEEDS (KEBUTUHAN KEAMANAN)
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, manusia akan mencari rasa aman, baik itu keamanan fisik, seperti perlindungan dari bahaya, atau keamanan dalam hidup sehari-hari, seperti keamanan finansial atau kesehatan. Contoh: Santri yang merasa aman di lingkungan sekolah atau pesantren akan lebih mudah belajar dan berkembang.
3. LOVE AND BELONGING NEEDS (KEBUTUHAN KASIH SAYANG DAN RASA MEMILIKI).
Kebutuhan ini mencakup hubungan sosial dengan orang lain, seperti rasa diterima, memiliki teman, dan dicintai. Manusia tidak bisa hidup sendiri; kita butuh dukungan dan perhatian dari orang lain. Contoh: Ketika kita merasa diterima di keluarga, sekolah, atau pesantren, kita merasa nyaman dan termotivasi untuk terus belajar dan melakukan yang terbaik.
4. ESTEEM NEEDS (KEBUTUHAN PENGHARGAAN/HARGA DIRI)
Kebutuhan ini adalah tentang perasaan dihargai, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Manusia ingin merasa berharga, percaya diri, dan mendapatkan pengakuan atas apa yang sudah mereka lakukan. Contoh: Seorang siswa yang mendapat penghargaan atau pujian karena prestasinya di sekolah akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencapai lebih banyak hal.
5. SELF-ACTUALIZATION NEEDS (KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI)
Ini adalah kebutuhan tertinggi, yaitu keinginan untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri, mengembangkan bakat, dan mencapai potensi penuh. Ketika kebutuhan-kebutuhan lain sudah terpenuhi, manusia akan berusaha untuk menemukan makna hidup, menjadi kreatif, dan berkontribusi untuk kebaikan bersama. Contoh: Seorang santri yang merasa sudah cukup memenuhi kebutuhan dasar dan sosialnya akan lebih fokus pada mengembangkan ilmunya, berbagi dengan orang lain, dan memperbaiki diri agar bisa menjadi manusia yang lebih baik.
CONTOH DALAM KEHIDUPAN PESANTREN
1. Kebutuhan Fisiologis: Siswa yang lapar atau sakit tidak akan bisa fokus belajar. Maka, makanan yang sehat dan tidur yang cukup penting untuk memastikan mereka bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
2. Kebutuhan Keamanan: Lingkungan pesantren yang aman dan nyaman akan membuat siswa merasa terlindungi, baik dari segi fisik maupun emosional. Misalnya, adanya aturan yang melindungi mereka dari perundungan atau tindakan kekerasan.
3. Kebutuhan Kasih Sayang: Di pesantren, hubungan antara teman sebaya, guru, dan santri sangat penting. Ketika siswa merasa diterima, mereka akan lebih semangat belajar dan berinteraksi dalam komunitas.
4. Kebutuhan Harga Diri: Santri yang mendapat penghargaan atas prestasi atau kontribusinya dalam kegiatan pesantren akan merasa bangga dan semakin termotivasi untuk berprestasi lebih tinggi.
5. Aktualisasi Diri: Di tingkat ini, santri yang sudah mencapai berbagai tujuan dasar akan mulai fokus pada pencapaian yang lebih besar, seperti menjadi pemimpin, ulama, atau berkontribusi secara positif bagi masyarakat luas.
TEORI MASLOW DALAM PANDANGAN ISLAM
Dalam perspektif Islam, teori Maslow tentang “Hierarki Kebutuhan” atau “Hierarchy of Needs” dapat dihubungkan dengan konsep kebutuhan manusia yang juga diatur dalam Al Qur’an dan hadist. Meskipun Maslow menekankan hierarki kebutuhan dari sudut pandang psikologis dan humanis, Islam memiliki pandangan holistik yang meliputi kebutuhan fisik, sosial, spiritual, dan moral. Berikut adalah pandangan masing masing tingkatan hirarki Maslow dalam kerangka Islam:
1. PHYSIOLOGICAL NEEDS (KEBUTUHAN FISIOLOGIS)
Dalam Islam: Kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, tempat tinggal, dan kesehatan diakui sebagai hak dasar manusia. Al-Qur’an menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar manusia sebelum menuntut mereka untuk mencapai hal-hal yang lebih tinggi. Contoh: Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah [2:168], “Wahai manusia, makanlah dari apa yang ada di bumi yang halal lagi baik…” Islam mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka melalui cara yang halal.
2. SAFETY NEEDS (KEBUTUHAN KEAMANAN)
Dalam Islam: Keamanan fisik dan emosional penting dalam ajaran Islam. Keamanan hidup, pekerjaan, dan keluarga adalah bagian dari kesejahteraan yang dicapai dengan mengikuti syariat dan menjaga hubungan baik dengan Allah dan manusia.
Contoh: Dalam Surah Quraisy [106:4], Allah menyebutkan,
“…yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan memberi mereka rasa aman dari ketakutan.”
Ini menunjukkan pentingnya keamanan setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
3. LOVE AND BELONGING NEEDS (KEBUTUHAN KASIH SAYANG DAN RASA MEMILIKI)
Dalam Islam: Islam sangat menekankan pentingnya hubungan sosial dan rasa memiliki. Keluarga, persaudaraan (ukhuwah), dan cinta kasih antara sesama Muslim adalah bagian penting dalam Islam. Contoh: Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah beriman seseorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari). Ini menunjukkan bahwa cinta kasih dan rasa memiliki dalam komunitas sangat dihargai dalam Islam.
4. ESTEEM NEEDS (KEBUTUHAN PENGHARGAAN/HARGA DIRI)
Dalam Islam: Islam mendorong umatnya untuk memiliki harga diri dan kehormatan, namun tidak dalam bentuk kesombongan. Penghargaan dari orang lain dan dari Allah adalah motivasi yang kuat untuk berbuat baik dan mencapai prestasi dalam kehidupan. Contoh: Dalam Surah Al-Hujurat [49:13], Allah berfirman, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” Penghargaan yang tertinggi adalah di sisi Allah, dan itu berdasarkan ketaqwaan dan amal baik.
5. SELF-ACTUALIZATION NEEDS (KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI)
Dalam Islam: Aktualisasi diri dalam Islam tidak hanya sebatas mencapai potensi duniawi, tetapi juga dalam hal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Manusia diwajibkan untuk mencari pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan memberikan kontribusi positif kepada umat manusia, yang semuanya dilakukan dengan niat ibadah. Contoh: Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad). Aktualisasi diri tertinggi dalam Islam adalah ketika seseorang dapat memberikan manfaat bagi sesama dan menjalani hidup yang penuh dengan makna dan keberkahan dari Allah.
TAMBAHAN: KEBUTUHAN SPIRITUAL DALAM ISLAM
Dalam Islam, ada satu kebutuhan penting yang sering disebut sebagai kebutuhan spiritual, yang bisa dianggap lebih tinggi dari kebutuhan aktualisasi diri dalam hierarki Maslow. Dalam Islam, kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan Allah, memahami tujuan hidup, dan mengejar akhirat melalui ibadah dan amal soleh. Contoh: Surah Adz-Dzariyat [51:56], “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada Ku.”
Kebutuhan untuk mencapai keridhaan Allah dan kebahagiaan akhirat adalah prioritas tertinggi bagi setiap Muslim.
KESIMPULAN, Dalam Islam, kebutuhan manusia tidak hanya terbatas pada aspek fisik dan psikologis, tetapi juga meliputi dimensi spiritual yang sangat penting. Islam mengajarkan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan duniawi dan akhirat, serta mendorong umatnya untuk mencapai potensi terbaik mereka dengan tetap berlandaskan iman dan takwa kepada Allah.