Madinah sebuah kota di jazirah arab yg kita kenal dengan kota nabi, tempat nabi berhijrah dan tempat nabi SAW wafat, tempat dimana peradaban islam lahir dan menyebarkan cahaya dakwah islam hingga ke seluruh jazirah arab bahkan ke seluruh dataran bumi.
dalam bahasa arab kata madinah مدينة artinya adalah kota. kita pernah mengenal istilah madinah al munawwarah المدينة المنورة : kota yang bercahaya atau kota yang cemerlang, atau istilah lain yaitu madinah an nabawiyah المدينة النبوية yang berarti kotanya nabi. perlu di ketahui bahwa kedudukan sebuah nama dalam islam bukan hanya sesuatu yg tidak memiliki arti sebagaimana perkataan William shakespeare “What’s in a name? That’s which we call rose by any other name would smell as sweet”
“Apalah arti sebuah nama? Toh dinamakan apapun, harumnya mawar tetap akan wangi tercium.”
Dalam islam nama adalah arti yang memiliki keistimewaan dan sangat di di perhatikan oleh nabi SAW , sebagaimana beliau mengganti nama kota Yastrib yg berasal dari kata تثريب yg artinya Tercela / Cercaan yang oleh nabi SAW kemudian di ganti namanya menjadi kebalikan makna dari kata itu yaitu طيبة (Thayyibah) salah satu nama lain kota madinah yang mungkin jarang kita ketahui.
Latar Madinah / Yatsrib
Yatsrib dari segi perekonomian
Kota Yatsrib asalnya juga merupakan kota persimpangan dagang tapi tidak seramai mekah, kebun di yatsrib juga menghasilkan hasil bumi tetapi tidak sebanyak khaibar. masyarakatnya secara perekonomian juga tidak semapan masyarakat mekah, kita tahu bahwa masyarakat mekah berprofesi sebagi pedagang terutama suku Quraisy, itulah mengapa Allah SWT secara spesifik memuji Quraisy karena kehebatan dagangnya.
إِۦلَٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ
Artinya: (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Tafsir nya mengatakan bahwa :
Pada musim dingin mereka pergi ke negeri yang untuk memperolah hasil pertanian, karena udaranya cocok. Sedangkan pada musim pana mereka pergi ke arah Syam karena kebanyakan perdagangan buah-buahan dan lainya ada pada waktu ini, pada musim panas disamping juga cocoknya udara yang dingin. Ini adalah kenikmatan dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala kepada Quraisy, pada dua perjalanan tersebut, karena darinya mereka memperolah manfaat yang banyak dan penghasilan yang besar dari perdagangan tersebut.
Sedangkan masyarakat madinah kebanyakan mereka berprofesi di kebun dan pertanian karena tanah di madinah mendukung untuk melakukan itu.
Secara keilmuan mereka buta huruf sama seperti kebanyakan masyarakat mekah. dan keahlian baca tulis waktu itu langka sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Jumu’ah :
هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Artinya: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
Ayat ini menunjukan bahwa Rasulullah SAW diutus untuk kaum yg tidak bisa membaca dan menulis. yg menunjukan pula bahwa kemampuan baca tulis di waktu itu sangatlah langka.
Kalau kita melihat pasar di Yastrib maka kita akan mendapati bahwa pasarnya di kuasai dan di monopoli oleh orang orang yahudi , karena merekalah yg mendominasi pasar pasar di kota Yatsrib seperti pasar ‘Ukadz, pasar Qainuqa, pasar Hubasyah dan lainya.
Secara sosial dan kemasyarakatan mereka lelah dengan pertikaian dan perang saudara antar kabilah dan suku. terutama antara suku Aus dan Khazraj yang semakin memanas karena diadu domba oleh orang orang Yahudi madinah dan terjadi hingga puluhan tahun.
Hummal yastrib (Penyakit demam yastrib)
Masyarakat yastrib ketika mereka pergi ke mekah biasanya akan di ejek oleh penduduk setempat , salah satu sebabnya karena faktor kesehatan. ada istilah yang dinamakan Hummal Yastrib (Demam Yastrib) hal ini karena jika ada orang yang masuk ke Yastrib biasanya akan mengalami sakit demam. bahkan sahabat Bilal bin Rabbah sampai pingsan ketika memasuki kota madinah sampai dia bersya’ir dengan suara keras: “wahai kiranya kesadaranku, dapatkah kiranya aku bermalam semalam. Di sebuah lembah yang dikelilingi pohon idzkir dan jalil. Apakah ada suatu hari nanti aku dapat mencapai air Majannah dan apakah bukit Syamah dan Thufail akan tampak bagiku?. Lalu dia berkata: “Ya Allah, laknatlah Syaibah bin Rabi’ah, Uqbah bin Rabi’ah dan Ummayah bin Khalaf yang telah mengusir kami dari suatu negeri ke negeri yang penuh dengan wabah bencana ini.” Begitu jug sahabat yang mulia Abu Bakar Ash Shidiq yang juga mengalami demam tinggi ketika masuk Yatsrib.
Inilah kota Yatsrib yg nabi SAW sampai berdoa :
اللهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَمَا حَبَّبْتَ مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ، وَصَرِّحْهَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِهَا وَمُدّهَا، وَحَوِّلْ حُمَّاهَا إِلَى الْجُحْفَةِ
“Ya Allah, berikanlah kecintaan kepada kami terhadap Kota Madinah sebagaimana Engkau memberikan kepada kami kecintaan terhadap Mekah, atau bahkan lebih dari Mekah. Jadikanlah Madinah sebagai kota yang sehat, dan berikanlah keberkahan pada takaran sha’ dan takaran mudd kami, serta pindahkan penyakitnya ke Juhfah.”
Dalam Ibadah Thawaf ada Sunnah yang dinamakan Raml ,Raml adalah lari kecil di 3 putaran pertama saat Thawaf, begitu sampai di rukun yamani lari kecilnya di hentikan ketika nanti masuk hajar aswad lari kecil lagi. dan itu ada hubunganya dengan Hummal Yastrib
Dalam riwayat Muslim, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ مَكَّةَ، وَقَدْ وَهَنَتْهُمْ حُمَّى يَثْرِبَ، قَالَ الْمُشْرِكُونَ: إِنَّهُ يَقْدَمُ عَلَيْكُمْ غَدًا قَوْمٌ قَدْ وَهَنَتْهُمُ الْحُمَّى، وَلَقُوا مِنْهَا شِدَّةً، فَجَلَسُوا مِمَّا يَلِي الْحِجْرَ، وَأَمَرَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَرْمُلُوا ثَلَاثَةَ أَشْوَاطٍ، وَيَمْشُوا مَا بَيْنَ الرُّكْنَيْنِ، لِيَرَى الْمُشْرِكُونَ جَلَدَهُمْ، فَقَالَ الْمُشْرِكُونَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّ الْحُمَّى قَدْ وَهَنَتْهُمْ، هَؤُلَاءِ أَجْلَدُ مِنْ كَذَا وَكَذَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya datang ke Makkah dalam keadaan lemah oleh penyakit demam (khuma) Madinah. Lalu orang-orang musyrik Makkah berkata kepada sesama mereka, “Besok, akan datang ke sini suatu kaum yang lemah karena mereka diserang penyakit demam yang memayahkan.” Karena itu, mereka duduk di dekat Hijr memperhatikan kaum muslimin thawaf.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka supaya berlari-lari kecil (raml) tiga kali putaran dan berjalan biasa empat kali putaran antara dua sujud (sudut ka’bah) agar kaum musyrikin melihat ketangkasan mereka. Maka berkatalah kaum musyrikin kepada sesama mereka, “Inikah orang-orang yang kamu katakan lemah karena sakit panas, ternyata mereka lebih kuat dari golongan ini dan itu.” (HR. Muslim no. 1266)
Itulah latar madinah sebelum nabi SAW hijrah, Allah SWT memberikan kepada nabi-Nya sebuah kota yg tidak siap dari segi apapun, tapi inilah menariknya salah satu hikmahnya adalah supaya kita sebagai umatnya tidak gampang menyerah, supaya kita kita bisa melihat perjuangan nabi SAW merubah kota Yatsrib menjadi pusat peradaban islam yg itu semua bisa kita baca dan bisa kita jadikan referensi untuk memperbaiki kehidupan hari ini dan kehidupan di masa depan.
Bersambung di part selanjutnya InsyaAllah
Oleh : Rizky Alafasy (dikutip dari berbagai referensi)