Ketika kita mempelajari siroh nabawiyah atau perjalanan hidup nabi SAW maka sebenarnya kita bisa banyak mengambil faedah dari perjalanan hidup beliau SAW ,salah satunya bagaimana cara nabi SAW melahirkan para pemimpin hebat yg menjadi pelita di tengah masyarakat islam waktu itu.
kita mulai dari ayat Allah SWT :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Ayat ini seolah menunjukan kepada kita bahwa pada seluruh peristiwa yang di alami nabi SAW selama hidup baik berupa perkataan, perbuatan, keputusan , atau segala peristiwa yg di alami nabi adalah sebuah nilai dan pelajaran hidup yg harus kita ikuti sebagai panduan bagaimana cara kita menjalani hidup.
Banyak sekali literatur literatur yg ditulis oleh para ulama tentang kepemimpinan dalam islam. salah satunya dalam kitab Hilyatul Auliya’ wa Thabaqat al Asyfiya’ karya Imam Abu Nu’aim Al Ashfani disebutkan bahwa Fudhail bin Iyadh pernah berkata :
لو أن لي دعوة مستجابة ما صيرتها الا في الامام
“Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, aku akan tujukan doa tersebut pada pemimpinku.”
Ada yang bertanya pada Fudhail, “Mengapa seperti itu ?” Ia menjawab, “Jika aku tujukan doa tersebut pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka rakyat dan negara akan menjadi baik.”
Ini menunjukan bahwa baiknya seorang pemimpin adalah baiknya sebuah negeri dan masyarakat, sebaliknya buruknya pemimpin adalah buruknya negeri dan masyarakati. dan kepemimpinan menjadi salah satu kunci utama dalam membentuk masyarakat dan peradaban.
Kalau kita membaca Siroh nabi SAW atau perjalanan hidup nabi SAW maka beliau SAW selalu melahirkan seorang pemimpin bukan seorang pengekor. pemimpin yang memiliki kapasitas internasional , mamiliki kompetensi yang sangat layak bahkan jumlahnya sangat banyak.
Syaikh Dr Munir Ghadban seorang sejarawan islam , beliau menulis buku At tarbiyah al Qiyadiyah (tarbiyah kepemimpinan} 2 ribu halaman. dalam bukunya beliau memotret bagaimana rasul SAW melahirkan para pemimpin hebat di masanya.
Kita semua tahu bahwa ketika nabi SAW menerima wahyu pertama kali di Gua Hiro’ beliau dalam kondisi sendirian, tidak ada seorang pun yang menemai selain beliau dan malaikan Jibril, lantas mana mungkin tugas beliau untuk mengemban risalah untuk seluruh manusia beliau kerjakan sendiri ? dan kita tahu bahwa saat itu banyak manusia masih dalam kondisi jahiliyah dan banyak melakukan kerusakan, maka karena itu nabi SAW membina para sahabatnya, awal mula dakwah beliau hanya memiliki pengikut berjumlah 5 orang dari penduduk mekah kemudian semakin bertambah banyak. para pengikut dari madinah pun hanya ada 6 orang sebelum peristiwa Baiat Aqobah.
Namun begitu rasul SAW wafat para ulama mencatat salah satunya adalah Imam As-Suyuthi beliau mengatakan bahwa jumlah sahabat nabi SAW sekitar 120 ribu sahabat. dan nabi SAW mendapat kualitas pemimpin sekelas pemimpin internasional sejumlah 2 rb pemimpin dan masyarakatnya adalah masyarakat yang bertaqwa. Dan 2 ribu pemimpin itu memiliki ilmu dalam level ijtihad. dan kita berbicara level ijtihad para sahabat, bukan level ijtihad hari ini yang semua orang seolah berijtihad berbicara dan berkomentar sesukanya di media sosial atau dimanapun tanpa dasar ilmu. dan para sahabat rata rata hampir ¾ nya usianya kisaran 20 an tahun dikutip Syaikh Dr. Munir Ghabdan dalam salah satu ceramah beliau.
Bagaimana Cara Nabi SAW membentuk pemimpin?
1. Ternyata Allah SWT itu menitipkan kepemimpinan di setiap rumah rumah kaum muslimin. Allah SWT berfirman dalam surat Al Furqan ayat 74 :
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”
Ayat ini menunjukan bahwa kepemimpinan itu di mulai dari lingkup yang kecil bernama Keluarga. Rumah yg isinya terkadang hanya sepasang suami istri dan seorang anak itu aslinya adalah miniatur negara , bukankah ada pemimpinya ? bukankah ada wazirnya (pembantu pemimpin)? bukankah ada yang di pimpin ? bukankah ada kebahagiaan yg ingin di raih dan ada kesedihan yg ingin di hilangkan ? itulah keluarga, sebuah miniatur negara yang jika dari level keluarga saja kita gagal apa lagi di level setelahnya.
Ketika kita gagal mengamalkan ayat ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita…” maka kemungkinan kita juga akan gagal membentuk seorang pemimpin, karena pemimpin dalam rumah tangga adalah laki laki. maka jumhur mengatakan kepemimpinan tidak boleh seorang wanita baik lingkup kecil maupun yg lebih besar.
2. Syarat sebelum menjadi pemimpin
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”
Jika kita melihat susunan ayat ini, kata لِلْمُتَّقِينَ (orang orang yang bertaqwa} ditempatkan terlebih dahulu sebelum kata إِمَامًا {pemimpin} artinya sebelum kita menjadi seorang pemimpin yang hebat kita terlebih dahulu harus menjadi seorang yang bertaqwa, itulah syaratnya.
3. Pendidikan dari Nabi SAW
Syaikh Dr Munir Ghadban mengatakan bahwa sifat pemimpin nomor satu sebelum yang lainya adalah dia harus mampu menjadi جند منضبة jundu mundhabit {tentara yg disiplin} sebelum ia memimpin.
Ketika turun ayat :
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوٓا۟ أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ ٱلْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ ٱلنَّاسَ كَخَشْيَةِ ٱللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً ۚ
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. …
Ayat ini turun untuk sebagian sahabat. Mereka mendapatkan banyak penderitaan dari orang-orang musyrik, lalu berkata: “Wahai Rasulullah, apakah engkau memberi ijin kami untuk memerangi mereka?” Lalu Rasulullah bersabda kepada mereka: “Tahanlah tangan kalian untuk menyakiti mereka, sesungguhnya aku belum diperintahkan untuk memerangi mereka” lalu ketika Allah memerintahkan untuk memerangi orang-orang musyrik setelah hijrah, sebagian mereka membenci hal itu dan saling membubarkan diri. Lalu Allah menurunkan ayat ini.
Perkataan nabi SAW كُفُّوٓا۟ أَيْدِيَكُمْ (Tahanlah tangan tangan kalian !!!) seolah menunjukan bahwa ini sebenarnya melatih para sahabat untuk menjadi tentara yg disiplin. Apakah mau untuk diperintah bersabar atau tidak.
Itulah beberapa cara bagaimana Nabi SAW melahirkan para pemimpin hebat pada masanya. dan masih banyak yang lainya yg tidak bisa di sebutkan satu persatu. hanya dalam kurun waktu 23 tahun beliau bersama para sahabat beliau sudah bisa melahirkan pemimpin pemimpin hebat yang mampu merubah masyarakat dan peradaban islam.
Sebagai penutup ada sebuah kisah menarik yg menunjukan bagaimana kualitas kepemimpinan yang di lahirkan oleh Nabi SAW itu sangat luar biasa. salah satunya adalah ketika zaman kepemimpinan Umar bin Khattab ra, beliau pernah mengatakan : saya lebih baik mengganti pemimpin setiap hari dari pada berlama lama dalam dosa kata umar.
Menariknya bukankah mengganti pemimpin setiap hari itu bisa menimbulkan chaos atau pertikaian di sebuah negara? nyatanya di zaman umar tidak ada masalah, karena orang yg berkualitas banyak sekali, bahkan dulu pemimpin diberhentikan bukan karena tidak berkualitas tapi ada yg lebih baik dari yg baik.
Syurahbil bin hasanah diangkat menjadi qadhi di sebuah wilayah kemudin datang surat dari Umar bin Khattab supaya dia copot dari jabatanya, kemudian dia berkata “Apakah karena berkhianat saya di berhentikan?”, ”tidak” jawab Umar, “Tapi karena ada yg sholehnya sama dengan kamu tapi amalnya lebih kuat daripada kamu.”
Inilah potret Kepemimpinan dalam Islam, Islam mampu melahirkan pemimpin pemimpin hebat pada masanya. akankah pemimpin pemimpin hebat seperti para sahabat itu akan lahir kembali? harus ada yang menjadi pemipin pemimpin hebat di masa yang akan datang untuk memimpin umat menjadi umat terbaik di muka bumi ini. Allahumma aamiin
wallahua’lam, semoga bermanfaat.
Oleh : Rizky Alafasy (dikutip dari berbagai referensi)