
Pemimpin lahir dari kandang adalah ucapan yang mungkin aneh kita dengar hari ini. yang kita tahu adalah bahwa materi tentang kepemimpinan atau leadership biasanya diajarkan di tempat tempat seminar di hotel mewah, bukan di tempat yang bau dan berisik seperti kandang kambing. tapi itulah metafora tentang bagaimana materi terbaik tentang kepemimpinan atau leadership aslinya berada pada seni menggembala kambing. seperti halnya para nabi dan rasul yang mereka semua berprofesi sebagai pengembala kambing.
مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًا إِلاَّ رَعَى الْغَنَمَ » . فَقَالَ أَصْحَابُهُ وَأَنْتَ فَقَالَ « نَعَمْ كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لأَهْلِ مَكَّةَ »
“Tidak ada Nabi kecuali pernah menjadi penggembala kambing.” Mereka para sahabat bertanya, “Apakah engkau juga wahai Rasulullah?” Beliau berkata, “Iya, saya telah menggembala dengan imbalan beberapa qirath (mata uang dinar, pen.) dari penduduk Mekah.” (HR. Bukhari, no. 2262)
Para ulama mengatakan bahwa tidak ada satupun kegiatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ melainkan itu semua adalah hikmah dan teladan. Termasuk juga proses menggembala kambing. Rasulullah ﷺ mulai menggembala kambing sejak usia yang kecil ketika masih dalam pemeliharaan ibu susuannya (Halimah Al-Sa’diyah) di pedalaman Bani Sa’ad.
Beberapa ulama juga menyebutkan bahwa profesi para nabi sebagai penggembala kambing memiliki makna yang dalam. Dalam peran sebagai penggembala, mereka mengalami pengalaman bekerja tanpa henti, tanpa memedulikan cuaca. Baik musim dingin ataupun musim panas, mereka terikat dengan tugas menjaga kambing-kambing mereka di alam terbuka. Kehidupan di tanah tandus seperti di Arab menambah kesulitan, di mana kehausan di tanah kering akan menjadi ujian yang besar bagi kesabaran mereka. Di situasi seperti ini, penggembala dipersiapkan menjadi individu yang kuat dan tabah. Selain itu, pengalaman menjadi penggembala juga membentuk sifat tawadhu. Mereka hidup bersama dengan kambing-kambingnya, memberikan perhatian kepada mereka, memastikan bahwa tidak ada yang kelaparan. Bahkan ketika malam tiba, mereka tidur di dekat hewan-hewan yang berbau. Gaya hidup seperti ini membantu mereka untuk merasakan keprihatinan dan memperoleh sifat tawadhu yang kuat. Lalu, nilai yang tidak kalah penting dari menggembala adalah mendidik keberanian dan sifat kepemimpinan. Saat menggembala, mereka pasti akan sering bermalam di tanah sepi yang jauh dari pemukiman. Kemudian, mereka juga bertanggung jawab agar semua hewan yang dibawanya tetap dalam keadaan aman dan pulang tidak kurang satu ekor pun. (Ali Muhammad ash-Shallabi, as-Sirah an-Nabawiyah, 2008: halaman 55).
Inilah mentalitas yang membentuk karakter dan kepribadian para nabi terkhusus nabi Muhammad ﷺ yang kelak akan menjadi bekal beliau dalam berdakwah dan menyebarkan risalah dari Allah SWT untuk manusia dengan berbagai macam karakter dan sifat mereka.
Kambing, Binatang yang di berkahi
Hari ini kita sering mengkambing hitamkan kambing, kita sering mengatakan bahwa mengkonsumsi daging kambing bisa menyebabkan kolestrol, hipertensi dan penyakit lainya. Apakah Allah SWT salah memilihkan binatang kambing untuk para nabi Nya? tentu tidak mungkin. Penyakit penyakit itu datang bukan karena daging kambingnya tapi karena konsumsi kita yang berlebihan dan bumbu yang sering kita gunakan untuk memasaknya seperti garam, kecap dan saus yang terkadang berlebihan yang jika pengolahanya tidak tepat bisa meningkatkan resiko hipertensi dan penyakit lainya. Nabi ﷺ mengatakan bahwa kambing adalah binatang yang di berkahi.
Dari Ummu Hani radhiyallahu ‘anha, Nabi ﷺ bersabda padanya,
اتَّخِذِى غَنَمًا فَإِنَّ فِيهَا بَرَكَةً
“Peliharalah kambing karena kambing itu penuh berkah.” (HR. Ibnu Majah, no. 2304. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.)
Imam Al-Qurthubi رحمه الله menyebutkan beberapa aspek keberkahan yang terdapat pada kambing, “Kambing mempunyai banyak manfaat, mulai dari (kulitnya) untuk pakaian, (dagingnya) untuk dimakan, (air susunya) untuk diminum, hingga anaknya yang banyak. Karena kambing itu beranak sebanyak tiga kali dalam setahun, ketenangan akan selalu mengiringi pemiliknya. Ia dapat membuat pemiliknya memiliki sifat rendah hati serta ramah terhadap sesama. {Tafsiirul Qurthubi (10/80).}
Menariknya dari perkataan Imam Al-Qurthubi di atas adalah di zaman beliau yaitu masa keemasan andalusia kaum muslimin mengalami perkembangan yg luar biasa dalam bidang peternakan, salah satunya adalah peternakan kambing. beliau mengatakan bahwa di zaman tersebut kambing bisa beranak sebanyak tiga kali dalam setahun, menunjukan perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal peternakan terutama kambing yang luar biasa. sedangkan jika kita lihat peternakan kambing hari ini, rata rata kambing kambing hanya bisa beranak dua kali dalam setahun atau satu setengah tahun.
Pekerjaan akan membentuk karakter seseorang
Orang yang pekerjaanya berdagang memiliki karakter yang berbeda dengan orang yang bekerja di kantor, atau orang yang bekerja yang harus berdasarkan aturan dan SOP di tempat tertentu. begitu juga dengan orang yang dekat dengan binatang tertentu akan memiliki karakter dan sifat tertentu.
Orang yang dekat dengan kambing maka ia cenderung akan memiliki sifat tenang dan rendah hati serta ramah terhadap orang lain sebagaimana perkataan imam Al-Qurthubi diatas.
Maka mari kita kenalkan anak anak kita dengan kambing karena para nabi pun dekat dengan kambing. sambil mengenalkan alam pada anak kita, kita juga harus mengenalkan binatang yang para nabi dan rasul sukai yaitu kambing.
Jika kita ingin menumbuhkan jiwa leadership ke anak anak kita maka salah satu metodenya adalah ajarkan mereka menggembala kambing, mungkin profesi ini di anggap kuno dan ndeso oleh sebagian orang, tapi ingat pemimpin hebat sekelas para nabi itu lahir dari menggembala kambing. wallahua’lam
Dari berbagai sumber