Kalau kita mendengar kata pesantren, tentu pikiran kita akan membayangkan pendidikan di sebuah sekolah yang setiap hari tak jauh dari hafalan Al Qur’an dan pelajaran bahasa Arab. Tetapi kalau mendengar pesantren IT (teknologi informasi), apa yang terbayang di pikiran anda? Sebenarnya tak jauh berbeda, pesantren IT tidak bisa lepas dari pelajaran bahasa Arab dan hafalan Al Qur’an. Karena memang sudah jadi ciri pendidikan Islam memang tidak lepas dari keduanya. Al Qur’an memang dijadikan inti dari kurikulum pendidikan pesantren pada umumnya. Dan bahasa Arab wajib dikuasai karena itu adalah bahasa yang digunakan Al Qur’an. Memang inilah salah satu keutamaan bahasa Arab.
Sedikit berbeda dengan pesantren pada umumnya, pesantren IT menitikberatkan penguasaan IT selain menguasai bahasa Arab dan Inggris. Tentu hafalan Al Qur’an atau tahfidz tidak akan ditinggal begitu saja. Karena paradigma pesantren IT ini tidaklah berbeda jauh dengan pesantren biasa lainnya. Sedikit berbeda hanya dalam hal melek teknologi informasi sebagai cara untuk membuka lahan dakwah lebih luas.
Meskipun berbasis IT, pesantren IT tidak pernah lepas dari Al Qur’an. Karena itu program tahfidz biasanya tetap jadi program utama. Selain bahasa Arab, santri juga dituntut untuk menguasai bahasa Inggris. Bahasa tetap dianggap penting karena bahasa adalah ‘alat komunikasi’ untuk menyampaikan pikiran ke orang lain. Dan teknologi informasi atau IT di pesantren IT, akan membantu jangkauan dakwah yang luas.
Pesantren IT memanfaatkan teknologi untuk membuat yang jauh jadi dekat dan informasi jadi lebih cepat tersebar. Dan tentu hal ini sangat membantu dakwah. Meski jumlah bukanlah tujuan utamanya, tetapi jika banyak orang yang tersentuh dakwah maka itu tentu lebih baik. Apalagi di jaman sekarang, internet positif sangat diperlukan oleh generasi muda. Akan sangat disayangkan ketika generasi yang lahir di jaman internet ini, mereka malah justru mendapatkan pengalaman internet negatif yang tidak bermanfaat baginya. Bukannya mengasah kreativitas, menambah ilmu tetapi malah semakin membuat mereka jadi pemalas, rusak akhlaknya dan berbagai hal negatif lainnya yang bisa tersebar via internet.
Bisa kita lihat sekarang bagaimana anak-anak muda sekarang, yang cenderung memamerkan sesuatu di media sosial, baik itu hal yang menyenangkan atau sebaliknya. Bahkan tak jarang jika mereka mengalami kesusahan, mereka tuangkan di media sosial dalam bentuk keluhan. Seakan anak laki-laki jaman sekarang begitu lemah mentalnya dan mudah mengeluh. Dan sayangnya ini seperti sebuah tren. Meski belum sampai level internet negatif seperti pornografi, tetapi lemahnya mental pemuda ini tentu harus disikapi bijak oleh para orang tua. Dan tak ketinggalan, para da’i dan pesantren yang notabene mencetak da’i baru tiap tahunnya harus ikut andil dalam menyadarkan mereka.
Di internet inilah, pesantren IT diharapkan akan lebih banyak mempengaruhi para pemuda muslim dengan dakwahnya. Sedangkan para santri yang nantinya lulus, mereka bisa menjadi da’i bagi siapa saja dan di mana saja. Dengan tulisan mereka bisa mendakwahkan dan menyebarkan ilmunya. Menjangkau yang tidak bisa dijangkau dengan kaki mereka. Sedangkan di dunia nyata, santri itu tetap bisa berdakwah karena memang mereka sudah dibekali dengan kemampuan bahasa Arab, Inggris dan hafalan Al Qur’an yang bagus.
Jadi, secara umum pesantren IT tidak mengurangi ciri pendidikan Islam seperti pesantren pada umumnya. Justru di pesantren IT, santri mendapatkan satu nilai lebih yaitu pemanfaatan teknologi informasi sebagai basis dalam pendidikannya. Jadi mereka akan lebih melek dengan teknologi, terbiasa dengan kelas multimedia dan sebagainya. Diharapkan mereka akan memiliki bekal yang lebih baik untuk menghadapi tantangan global di mana liberalisasi sudah mulai merusak pikiran para pemuda Islam. Dan perang pemikiran sekarang tidak hanya menggunakan media buku tapi juga media internet. Jadi siapkah pondok pesantren memanfaatkan teknologi untuk dakwah dan ikut meramaikan internet sehat dengan banyak konten Islami?
Anda sedang mencari pondok pesantren berbasis IT? Klik di sini.