SEKILAS INFO
: - Jumat, 22-11-2024
  • 3 bulan yang lalu / Pengambilan Sanad Al Qur’an Qira’ah Imam Ibnu katsir (Riwayat Al Bazzi & Qunbul) Online bersama Ust Khoirul H. Faturrozy, info hub. 089667586200  
  • 10 bulan yang lalu / Bingung pilih pondok Tahfidz atau pondok IT ? di Darul Fithrah kamu bisa dapat keduanya. Lebih Efektif & Efisien
  • 1 tahun yang lalu / Penerimaan Santri Baru ponpes Darul Fithrah resmi di buka
The Golden Age (Abad keemasan Islam)

Agama islam adalah agama yang membentuk sebuah peradaban besar yang menghasilkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang mashur. Peradaban Islam sendiri telah berlalu berbagai zaman mulai dari zaman Rasulullah SAW , sahabat , generasi tabiin hingga periode keruntuhan pada era Turki Usmani 1923. Yang perlu kita tahu bahwa setiap peradaban memiliki masa keemasan. Yg merupakan puncak kemajuan dari peradaban itu sendiri.

117 Masehi adalah puncak kejayaan peradaban yang kita kenal dengan peradaban Romawi yang kala itu tumbuh menjadi kekaisaran terbesar di dunia, bahkan populasinya mencapai 20% dari total populasi dunia saat itu. Begitu juga peradaban Persia yang telah berabad-abad memimpin dunia hingga akhirnya runtuh tak tersisa ditaklukan oleh peradaban Islam.

Dikutip dari wikipedia, Istilah Masa keemasan sendiri adalah metafora yang digunakan untuk suatu masa saat karya-karya besar dihasilkan. Istilah ini berasal dari para penulis puisi Yunani dan Romawi kuno di mana manusia hidup pada Utopia (negara yang sempurna), murni, dan abadi.

Kalau kita mengacu dari istilah di atas, bahwa masa keemasan suatu peradaban diukur dari karya yang telah dibuat oleh tokoh-tokoh terkenal atau pemikir pada zamannya, maka kita akan tahu bahwa puncak peradaban Islam terjadi di masa kekhalifahan Bani Abbasiyah. Karena pada waktu itu muncul banyak ulama, ilmuwan, pemikir yang telah berkontribusi dan ikut andil dalam membangun peradaban Islam.

Puncaknya terjadi ketika kepemimpinan Harun ar-rasyid (786M – 809M) yang mendirikan bait Al hikmah (rumah kebijaksanaan) atau kita kenal dengan perpustakaan terbesar di Baghdad yang kala itu merupakan ibukota Bani Abbasiyah.

Pada masa itu para sarjana dari berbagai belahan dunia dan juga latar belakang budaya yang berbeda diberikan amanah untuk mengumpulkan sekaligus menterjemahkan berbagai macam pengetahuan klasik dunia ke dalam bahasa Arab.

Sehingga waktu itu muncullah berbagai macam tokoh ilmuwan terkenal yang namanya masyhur hingga saat ini, seperti Abu Al Qosim az-zahrawi yang dikenal sebagai pakar di bidang kedokteran yang menemukan berbagai macam alat alat bedah yang sampai sekarang masih digunakan di dunia kedokteran modern. Ada juga Ibnu Al haitham yang berhasil membuat sebuah teori mengenai cahaya dan optik , sekaligus penemuannya yang fenomenal yaitu kamera obscura yang menjadi dasar terbentuknya kamera modern, serta banyak lagi para ilmuwan muslim yang menyumbangkan pengetahuannya untuk Islam pada masa itu.

Para ilmuwan bukan hanya berada di Baghdad namun mereka juga menyebar ke seluruh pelosok-pelosok negeri seperti Andalusia, wilayah Afrika, hijaz dan lainya. Sehingga waktu itu orang-orang barat pun datang jauh jauh dari negeri mereka untuk menimba ilmu kepada ilmuwan-ilmuwan muslim yg ada di baghdad maupun andalusia, yang pada akhirnya membuat mereka menjadi negara maju yang kita kenal saat ini, semuanya berawal dari peradaban Islam yang telah berkontribusi dalam berbagai macam ilmu pengetahuan yg mampu menjadikan masyarakat menjadi maju dan berkembang.

Lalu apa rahasianya? Mengapa zaman keemasan bisa terbentuk? Apakah karena bangunan yang Megah serta fasilitas yang mendukung pada waktu itu? Jawabannya adalah tidak. Zaman keemasan Islam di masa Abbasiyah terbentuk karena kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan dunia dan akhirat. Hanya dengan ilmu lah kita mampu menggenggam dunia sekaligus meraih akhirat. Karena Allah SWT berfirman :

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al Mujadilah : 11).

Dan perkataan Imam Syafi’i ra :

مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ اْلاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barangsiapa yang ingin sukses di dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang ingin sukses di akhirat maka hendaklah dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin sukses pada keduanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah dengan ilmu (pula)” Semoga kita semua termasuk umat yang mencintai ilmu dan menjadikannya sebagai penuntun kita untuk meraih kesuksesan dunia maupun akhirat. Wallahua’lam

TINGGALKAN KOMENTAR

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

PENGUNJUNG