
Oleh : Ust. Fatahilah Suparman M.Psi
Servant Leadership adalah gaya kepemimpinan yang mengutamakan pelayanan kepada orang lain sebelum memimpin. Seorang pemimpin dalam konsep ini bukan duduk di atas singgasana dan memerintah seenaknya, tapi justru hadir untuk membantu, mendampingi, dan memfasilitasi tim agar mereka bisa berkembang dan sukses bersama. Dalam Islam, hal ini sangat sesuai dengan akhlak Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Beliau tidak hanya memimpin umat, tetapi juga melayani dengan hati. Bahkan ketika di rumah, beliau membantu pekerjaan istri, menyapu, menjahit bajunya sendiri. Itulah pemimpin sejati.
Ciri-Ciri Pemimpin yang Melayani (Servant Leader)
1. Mendahulukan Kepentingan Orang Lain. Tidak egois.
Misalnya, Seorang ketua daerah yang mengutamakan kebutuhan anggota saat pembagian bantuan, memastikan yang paling membutuhkan mendapatkan prioritas, meskipun dirinya sendiri juga kekurangan.
2. Mendengar dan Merespons dengan Empati. Seorang pemimpin di suatu daerah yang mendatangi warga miskin dan anak jalanan, mendengarkan keluhan mereka dengan sabar, lalu segera mengupayakan bantuan tanpa menyalahkan.
3. Mendorong Pertumbuhan Orang Lain. misal membuat program untuk memberdayakan pemuda desa agar mereka bisa belajar teknologi, membangun bisnis kecil, dan mandiri.
4. Rendah Hati dan Tidak Pamer. Seorang Dai yang hidup sederhana walaupun dihormati banyak orang, tetap melayani jamaah kecil di pelosok tanpa memperlihatkan kekayaan atau jabatan.
5. Memberi Contoh yang Baik.Seorang lurah yang ikut serta membersihkan sampah di sungai bersama warga saat kerja bakti, menunjukkan bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya perintah dari atasan.
Keutamaan Servant Leadership Menurut Islam
“Sayyidul qaumi khadimuhum” “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR. Abu Nu’aim) Hadis ini menunjukkan bahwa dalam Islam, semakin tinggi posisi seseorang, semakin besar pula tanggung jawab untuk melayani orang lain, bukan malah minta dilayani.
Kenapa Kita Harus Belajar Servant Leadership?
1. Karena kelak akan menjadi pemimpin keluarga, masyarakat, bahkan umat.
2. Karena kepemimpinan bukan tentang kuasa, tapi tentang amanah.
3. Karena dunia butuh lebih banyak pemimpin yang adil, empatik, dan rendah hati—bukan yang arogan.
Servant Leadership dalam Islam
Kepemimpinan yang Melayani. Dalam Islam, pemimpin bukan hanya orang yang memerintah, tapi juga orang yang melayani. Inilah konsep servant leadership atau al-qiyādah al-khidmiyyah, yaitu kepemimpinan yang dilandasi amanah, kasih sayang, dan pengabdian kepada umat. Berikut beberapa tokoh besar dalam Islam yang menjadi teladan dalam kepemimpinan yang melayani:
1. Rasulullah SAW. Beliau membantu pekerjaan rumah, menjahit sandal sendiri, dan menjenguk umatnya tanpa memandang status. Saat Perang Khandaq, beliau turun langsung menggali parit bersama sahabat. Ini menunjukkan bahwa pemimpin sejati tidak hanya memimpin dari atas, tetapi ikut bekerja bersama umat.
2. Umar bin Khattab. Khalifah yang sering menyamar malam hari demi mengetahui keadaan rakyat. Ketika mendapati ibu yang memasak batu karena kelaparan, Umar mengangkat sendiri gandum dari baitul mal dan memasakkannya. Ia hadir langsung untuk melayani, bukan hanya memberi perintah.
3. Umar bin Abdul Aziz. Hidup sangat sederhana meski sebagai khalifah. Ia memadamkan lampu negara saat membahas urusan pribadi, sebagai bentuk kehati-hatian dalam menggunakan amanah publik. Kepemimpinannya menunjukkan integritas dan tanggung jawab tinggi.
4. Hasan al-Bashri. Seorang ulama yang melayani muridmuridnya dengan sabar, bahkan ketika sakit. Ia menerima tamu dengan ramah dan membimbing dengan hati. Ini contoh pemimpin ruhani yang tulus dalam mendidik.
5. Sultan Salahuddin Al-Ayyubi. Setelah menaklukkan Yerusalem, ia memberi perlindungan kepada semua warga tanpa balas dendam. Ia bahkan memberi air kepada musuh yang terluka. Ia memimpin dengan rahmah, bukan kekerasan.
6. Syaikh Ahmad Yasin. Walau lumpuh total, beliau tetap aktif memimpin perjuangan rakyat Palestina. Ia membagikan bantuan dan memberi semangat kepada masyarakat. Kepemimpinannya menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tak menghalangi pengabdian.
Servant leadership adalah kekuatan, bukan kelemahan.
Pemimpin yang melayani akan dicintai umat, dihormati karena keteladanannya, dan dikenang karena pengabdiannya. Jika ingin menjadi pemimpin besar, mulailah dari sekarang dengan melayani sesama, dengan hati yang ikhlas, dan niat karena Allah.